Penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease/CKD) adalah kondisi saat fungsi ginjal mulai
menurun secara bertahap. Kondisi ini bersifat permanen. Status CKD berubah
menjadi gagal ginjal ketika fungsi ginjal telah menurun hingga mencapai tahap
atau stadium akhir.
CKD adalah penyakit yang umumnya baru dapat dideteksi melalui tes urin dan
darah. Gejalanya yang bersifat umum membuat pengidap penyakit ini biasanya
tidak menyadari gejalanya hingga mencapai stadium lanjut.
CKD stadium lanjut umumnya mengalami gejala: sesak napas, mual, kelelahan,
mengalami pembengkakan pergelangan kaki, kaki, atau tangan karena terjadi
penumpukan cairan pada sirkulasi tubuh, sesak napas, serta munculnya darah
dalam urin.
Pemeriksaan darah dan urin secara teratur setiap tahun sangat disarankan
bagi orang-orang yang berisiko tinggi mengidap penyakit ginjal kronis. Anda
termasuk berisiko tinggi, antara lain jika memiliki tekanan darah tinggi,
mengidap diabetes, dan memiliki riwayat keluarga pengidap penyakit ginjal
kronis.
Fungsi Ginjal dan Penyebab Gangguan Ginjal Kronis
Ginjal terletak di bawah tulang rusuk. Bentuknya menyerupai sepasang kacang
di kedua sisi tubuh.
Selain memiliki fungsi utama menyaring limbah dari darah sebelum diubah
menjadi urin, ginjal juga berfungsi:
- Mengatur kadar bahan kimia dalam tubuh sehingga membantu jantung dan otot agar bekerja dengan baik.
- Membantu mengatur tekanan darah.
- Memproduksi zat sejenis vitamin D yang menjaga kesehatan tulang.
- Memproduksi hormon glikoprotein disebut erythropoietin yang membantu merangsang produksi sel-sel darah merah.
Beberapa kondisi seperti diabetes dan tekanan darah tinggi menjadi penyebab
terjadinya tekanan pada ginjal. Dalam jangka panjang, kondisi-kondisi ini
membuat fungsi-fungsi di atas tidak akan
berjalan dengan baik.
Pengidap Penyakit Ginjal Kronis di Indonesia
Penyakit ginjal kronis diderita sekitar 10% populasi dunia. Tingginya jumlah penderita diabetes di Asia
membuat gagal ginjal lebih umum terjadi pada penduduk Asia. Selain diabetes,
tekanan darah tinggi juga menjadi salah satu penyebab terkuat terjadinya
penyakit ginjal kronis di Asia. Indonesia termasuk ke dalam 10 besar negara di
Asia dengan kasus penyakit gagal ginjal tertinggi.
PERNEFRI (Perhimpunan Nefrologi Indonesia) dan Kementerian Kesehatan menemukan
bahwa penderita gagal ginjal kronis di Indonesia mencapai 25 sampai 30 juta
orang.
Selain itu, penyakit ini juga diasosiasikan dengan penuaan. Semakin tua,
Anda semakin berisiko mengidap gangguan ginjal. Orang lanjut usia, dimulai dari
60 tahun, paling berisiko mengidap penyakit ginjal kronis. Diperkirakan satu
dari lima pria dan satu dari empat wanita berusia 65 – 74 mengidap gagal ginjal
dalam stadium tertentu.
Berbagai Cara Penanganan Gangguan Ginjal Kronis
Terdiagnosis mengidap CKD dapat membuat Anda dan kerabat merasa cemas.
Berkonsultasi dengan dokter dan sesama pengidap dapat membuat Anda menemukan
cara agar penyakit ini tidak mengambil alih hidup Anda.
Ini dikarenakan memang tidak ada obat yang dapat menyembuhkan gagal ginjal.
Perawatan terhadap penyakit ini hanya berfokus memperlambat atau menghentikan
perkembangan penyakit dan mencegah munculnya kondisi serius lain.
Perubahan yang terjadi dalam sirkulasi tubuh membuat pengidap penyakit
ginjal kronis menjadi lebih berisiko menderita stroke atau serangan jantung.
Pada sebagian orang, penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan ginjal
berhenti berfungsi sepenuhnya. Kondisi ini disebut gagal ginjal stadium akhir
(established renal failure/ERF). Perawatan cuci darah dapat membantu pengidap
ERF agar tetap hidup. Proses kerja perawatan ini menyerupai ginjal buatan.
Agar Terhindar dari Gangguan Ginjal Kronis
Pengidap kondisi-kondisi tertentu yang berisiko mengarah ke penyakit ginjal
kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi disarankan untuk mewaspadai
perkembangan penyakit mereka. Perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat,
berolahraga teratur, dan menghindari kelebihan konsumsi minuman keras akan membantu
mencegah terjadinya gagal ginjal.
0 comments
Posting Komentar